24 Desember 2010

"BREAD HOUSE"



GPdI Bethlehem Malalayang Satu
Gembala dan Jemaat
mengucapkan
Selamat Natal 25 Desember 2010 & Selamat menyosong Tahun Baru 1 Januari 2011,
Tema : "Aku Datang Supaya Mereka mempunyai Hidup Dan mempunyainya Dalam Segala Kelimpahan"
Yohanes 10:10


Mari kita menjadi pembawa cinta kasih, damai dan terang bagi dunia. Selamat Natal, semoga kehidupan kita dan keluarga selalu dipenuhi dengan cinta dan damai. By: Sp5

Read more...

11 Oktober 2010

Menyadari Siapa Kita dan Apa yang Kita Miliki di dalam Kristus

Lukas 15:25-32
Oleh Lina M. Jusuf


Allah di dalam Kristus telah memberikan kepada kita kasih anugerah melimpah yang tidak layak kita terima (abundance of grace / unmerited love) sehingga kita dibenarkan oleh iman (the gift of righteousness). Oleh kasihNya, kita telah diangkat / diadopsi menjadi anak-anak Allah. Dan karena kita adalah anak, kita berhak menerima janji-janji Allah [Roma 8:15-17].


Setan tidak bisa merubah status kita sebagai anak Allah. Setan tidak bisa merampok ataupun membatalkan janji-janji Allah bagi kita. Rasul Paulus katakan tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Namun demikian, setan bisa membuat kita tidak menikmati janji-janji Allah dengan cara:


1. membujuk (setan tidak bisa memaksa) kita untuk keluar dari kasih karunia Bapa,

2. membuat kita tidak menyadari siapa kita dan apa yang kita miliki di dalam Kristus.


Dalam Lukas 15:11-32 dikisahkan perumpamaan tentang anak yang hilang. Hal pertama yang disebut di atas dialami oleh anak bungsu yang pergi dari rumah bapa. Sedangkan hal yang kedua dialami oleh anak sulung. Seringkali kita lebih prihatin pada anak-anak Tuhan yang terhilang di luar sana; kita lengah bahwa keadaan anak sulung pun banyak dialami oleh orang Kristen, yaitu mereka yang ada di dalam rumah Tuhan namun terhilang.


Yang menjadi masalah dari anak sulung adalah dia tidak menyadari siapa dirinya dan apa yang dia miliki di rumah bapa. Sampai akhirnya bapa mengingatkan kembali kepadanya di ayat 31, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu."


Dalam Lukas 15:25-32 kita akan melihat lebih fokus kepada anak sulung tentang apa yang akan terjadi bila kita tidak menyadari siapa kita dan apa yang kita miliki di dalam Tuhan. (Sp5)


Sumber : http://www.gpdisingapura.org/gpdispore-032-santapan-rohani-isi.asp?idnum=20090909

Read more...

28 September 2010

Happy Anniversary KE 22

Majelis Jemaat,Wadah dan Rayon Mengucapkan Happy Anniversary yang ke 22, kiranya Bapak dan Ibu Gembala makin diberkati dalam pelayan, dan melayani jemaat GPdI Betlehem Malalayang Satu Manado.

Read more...

22 Agustus 2010

Jangkar Yang Kokoh

Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6:19)

Dua minggu setelah gempa besar mengguncang Haiti , tim SAR pesimis. Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup.
Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih, wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab: "Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan. Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"

Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut, kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan ombak. Pengharapan membuat orang beriman bisa berjalan mantap, walau janji Tuhan belum genap. Rasul Paulus berkata, kita sudah "beroleh jalan masuk" menuju keselamatan, walau belum sepenuhnya "menerima kemuliaan Allah" (ayat 2). Apa yang meyakinkan kita bahwa kelak kemuliaan Allah itu akan kita terima? Pengharapan!

Dengan pengharapan, biar jalan di depan sulit, hati tidak menjadi pahit. Malahan makin tekun dan tahan uji, karena yakin yang terbaik pasti akan datang (ayat 4,5).

Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Marabahaya bisa datang. Usaha bisa kandas. Cita-cita bisa tidak kesampaian. Namun, pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang terbaik masih akan datang! --JTI

KETIKA ANDA DIOMBANG-AMBINGKAN ANEKA PERSOALAN JANGAN LUPA TANCAPKAN JANGKAR PENGHARAPAN KEPADA TUHAN

Ayat Alkitab:
Roma 5:1-5
1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh
karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini
kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,
bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh
Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Read more...

02 Maret 2010

4 Prinsip Hidup

Setiap hari kita berinteraksi dengan begitu banyak orang. Di keluarga, di tempat kerja, di sekolah, atau dimanapun kita akan membuat hubungan dengan begitu banyak orang. Tidak jarang, tiba-tiba timbul persoalan atau juga konflik dalam hubungan kita dengan orang lain. Tapi, itulah hidup! Namun, bagaimana kita menyikapi konflik tersebut? Apakah kita percaya bahwa Tuhan bisa memakai orang-orang di sekitar kita, bahkan yang sedang berkonflik dengan kita, untuk membentuk karakter dalam hidup kita? Jika kita ingin memaknai hidup dengan cara seperti itu, kita perlu 4 prinsip hidup berikut dalam berhubungan dengan orang lain :

  1. Jagalah hati. Firman Tuhan berkata : " Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Ketika kita menerima kata-kata atau perlakuan yang menyakitkan, jagalah hati. Jika kita bisa menjaga kondisi hati kita untuk tidak mudah terpengaruh emosi dan tindakan orang lain, kita akan mampu melepaskan pengampunan dan lepas dari belenggu sakit hati.
  2. Jagalah perkataan. Kita tidak hanya perlu memperhatikan apa yang kita ucapkan, tetapi juga cara mengucapkannya. Ada kalanya hanya karena salah ucap, atau nada suara dan ungkapan sinis bisa memancing sebuah pertengkaran. Hindarilah perkataan-perkataan yang tajam dan tidak perlu.
  3. Jangan ungkit kegagalan masa lalu. Ingat, mungkin kita sedang bicara dengan orang yang pernah gagal di masa lalu. Daripada mengungkit-ungkit masa lalu yang bisa menimbulkan kesalahpahaman, lebih baik membicarakan hal-hal yang sekarang.
  4. Jangan menunjukkan perkataan yang sombong. Tidak perlu memuji diri karena sebuah perbuatan yang pernah kita lakukan. Sikap rendah hati adalah kunci dalam menjalin komunikasi yang positif. Belajarlah untuk bersukacita ketika orang lain menerima pujian, sekalipun saat itu kita pun layak menerimanya.


Belajarlah setiap hari untuk mendatangkan damai sejahtera bagi setiap orang.

" ...sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka. "
( 1 Tesalonika 4 : 12 )

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP